Halo kawan! Aku kembali!
Haaa. Sudah lama tidak menyentuh si ini Jejakkurcaci. Kalo hamil kayaknya udah pengajian 7 bulanan aja. Tapi untung gak hamil. Perumpamaan aja (bingung mikir yang lain).
Maafkan ya, padahal blog ini ada untuk sekedar pelipur lara kalo sedang ingin bercerita dan juga berbagi apapun yang sudah dilakukan atau dibuat. Tapi, karena ini sudah tahun yang baru, jadi pas nih untuk bersua lagi, memulai aktifitas baru, pengalaman baru, dan juga karya baru.
Berbicara soal tahun baru, pastinya sudah banyak banget resolusi yang sudah ditulis di benak atau buku di tahun ayam ini ya.
Wah selamat! Aku pun termasuk yang senang menuliskan resolusi apa aja yang bisa dilakukan atau diimpikan. Sayangnya sekarang belum buat. Telat haha (Oke, ini baru mau!).
Resolusi besar! Resolusi keren! Seperti apa? Pasti beda setiap orang kan ya.
Berkaca dari resolusi tahun kemarin, kebetulan aku tidak sama sekali menuliskan apa aja yang ingin dicapai atau dibuat. Bukan karena takut gagal, atau karena takut terlalu berandai-andai. Tetapi ada satu lain hal. Bagaimana rasanya kalo tidak membuat resolusi? Alhasil, ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang bisa dilihat pada akhir tahun bahwa apa aja yang sudah aku capai. Bahagia? Sayangnya ada sedikit kecewa saat tidak ada hasil yang bisa diceklis.
Ternyata, orang bilang “bahagia itu sederhana” memang benar. Sebahagia ketika bisa menulis bentuk ceklis di lembar kertas resolusi. Iya sederhana, sangat sederhana. Tetapi ketika melihat dibalik ceklisan itu, ada kisah yang mungkin susah atau gampang dari proses pencapaian itu sendiri.
Jadi, resolusi tahun ini apa?
Hmmmmm
Banyak banget ya kalo yang berseliweran di pikiran. Oia! Ada satu hal ingin dicapai! Untuk menerima diri lebih baik lagi. Menjadi pribadi yang apa adanya, menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri. Klise ya? Sangat klise memang. Secara pribadi, itu salah satu kunci dimana resolusi lainnya akan sangat tercapai. Dengan mengetahui diriku secara mendalam, bisa tahu apa yang sebenarnya aku mau dan impikan sebenarnya. Bukan karena melihat resolusi orang lain yang mungkin sangat wah. Bukannya rumput tetangga selalu lebih hijau bukan? Siapa tau tidak cocok untuk kita.
Tenang, akupun masih seperti itu. Dengan zaman yang sudah sangat canggih, mengetahui berbagai informasi yang ada, bahkan melihat kegiatan teman atau orang lain yang bahkan kita tidak tau siapa-itu-punya-nama dan relasi dengan kita. Hanya melihat hasil tanpa melihat proses yang telah mereka lakukan. Semacam ada rasa “aku ngapain aja selama ini?”. Dan disanalah mulai mengubur kembali impian atau bahkan jadi amit-amit, iri. Santai, kalo kata pepatah lama itu “rejeki sudah ada yang atur”.
Aku adalah aku, kamu adalah kamu. Dengan segala impian kita masing-masing. Meskipun sama, pasti berbeda. Berbeda dari proses maupun cerita, atau bahkan rasa itu sendiri.
Tuhkan liat sendiri, dengan menulis ini, sudah bisa terbaca masih susah untuk menerima diriku sendiri.
Dengan sibuk melihat orang tampak-bahagia, tanpa melihat apa yang telah dilakukan dan membuat sekitar bahagia karena aku sendiri.
Dengan kadang merasa sendiri, tanpa sadar begitu banyak yang sangat peduli padaku.
Dengan merasa gagal, tanpa melihat berapa banyak keberhasilan yang sudah diraih.
Dengan semua rasa tidak yakin, tanpa melihat berapa banyak teman dan kawan yang selalu percaya dengan kemampuan pribadi yang bahkan selalu aku dianggap tidak bisa.
Iya, sangat dirasa bahwa semua datang dari diri yang tidak menerima, yang kadang terlupa dengan sebuah kata sederhana namun sangat bersahaja, SYUKUR.
Tahun ini, harus banyak bersyukur. Bersyukur atas apapun yang telah dijalani.
Bukan hanya bersyukur karena telah sukses, tetapi berani untuk tetap bersyukur ketika gagal. Karena aku tau, kegagalan dulu adalah yang bisa membuatku seperti sekarang ini. Bisa terus untuk berkarya dan juga melihat dunia. Tidak ada yang tidak beruntung, semua beruntung. Tergantung kita melihat dari kaca yang mana. Bukankah kaca syukur itu adalah salah satu yang paling menenangkan? Terlebih untuk pribadi yang tidak pernah puas (namanya juga manusia).
Tahun ini harus banyak menulis mimpi. Mimpi untuk bisa bangun pagi dan mulai menulis di buku jurnal baru dan juga di blog jejakkurcaci.
Tahun ini harus banyak makan buah. Ternyata enak juga makan buah naga langsung tanpa di jus dan pakai sendok.
Tahun ini harus banyak bertemu orang baru. Ternyata rame bisa mendengar dan mengetahui berbagai cerita orang. Menambah sudut pandang.
Tahun ini harus lebih banyak telepon ibu. Karena jarang pulang. Maafkan aku, Bu. Aku sangat sayang Mamah ko.
Tahun ini harus sering olahraga. Ternyata tidur bisa lebih nyenyak dan bisa lebih rileks itu benar adanya.
Tahun ini harus bisa sering kontrol ke dokter gigi. Ingin sekali lekas copot ini behel.
Tahun ini harus punya kamera. Sudah tidak enak sekali selalu dipinjamkan kawan.
Tahun ini harus nambah cap di paspor. Menarik sekali bisa melihat dunia.
Tahun ini, harus lebih……. lainnya aku tulis di jurnal. Kita lihat nanti di akhir tahun.
Apapun resolusinya, resolusi aku dan kamu, do’a dan usahanya tetap kencang.
Sebelum diakhiri, ada quotes yang singkat tapi menurutku dalam dari Cyril Cusack yaitu:
“If you asked me for my New Year Resolution,
it would be to find out who I am”.
Selamat menjalani hari-hari di 2017!
Salam sayang,
Jejakkurcaci